
Kisah pemuda Indonesia menembus Beasiswa Fullbright Amerika
Di postingan sebelum nya kami sudah menjelaskan dengan
rinci apa itu beasiswa fullbright, untuk yang belum membacanya.
silahkan baca ini : 8 Top Beasiswa di Seluruh Dunia
Kali ini brainesia.com akan mengulas perjalanan
panjang pemuda indonesia menembus Beasiswa Fulbright, semoga bisa menjadi
motifasi untuk pembaca.
Mahasiswa ini bernama Rudi Hartono, mahasiswa
lulusan S1 FKIP Bahasa Inggris Universitas Sriwijaya, palembang sumatra selatan
tahun 2009, semenjak masa kuliah rudi hartono memang sangat termotifasi menjadi
dosen, dengan melihat kerennya dosen dosen lulusan luar negeri, sejak saat itu
ia sangat berminat menjadi dosen.
Jejak kuliah Rudi hartono, pada semester awal hingga
pertengahan semester di FKIP Unsri ia sangat tekun dan semangat dalam belajar,
terbukti ia mampu mempertahankan IPK yang tinggi di setiap semesternya, tepat
nya di semester 5 ia mencoba mendaftar beasiswa luar negeri untuk short course
di Amerika, ini kali pertamanya ia mencoba mendaftar beasiswa luar negeri dan
hasilnya gagal, rudi hartono tidak menyerah ia mendaftar kembali ke dua
kalinya.
Dan di tahun 2007 ia mendapatkan beasiswa IELSP (Indonesian
English Language Study Program)dari IIEF, it’s a 2-month intensive English and
American culture course di University of California Santa Cruz (UCSC),
berkat ketekunan dan kegigihannya dalam belajar,dalam program ini lah yang
memberikan motivasi yang sangat besar terhadap rudi hartono untuk bidang TESOL
(Teaching English to Speakers of Other Languages) dan linguistics.
Dalam program IELSP ini rudi hartono membulatkan
tekad untuk mempelajari pengajaran bahasa inggris dan berniat untuk mempelajari
ilmunya lebih dalam lagi, dan juga dari pengalaman besiswa ini ia berniat untuk
kembali ke amerika untuk yang ke 2 kalinya untuk menempuh gelar masternya.
Setelah ia lulus di universitas sriwijaya, ia sangat
rajin mencari beasiswa, tidak hanya amerika saja melainkan australia dan
newziland, namun mendapatkan beasiswa luar negeri tak segampang membalikkan
telapak tangan, rudi hartono gagal dalam mendapatkan semua beasiswa yang ia
coba daftar, dari pengalaman ini ia sadar bahwa perlunya kegigihan dalam
mencari informasi dan meningkatkan potensi diri dengan cara belajar lebih giat
lagi, agar dapat menembus beasiswa luar negeri yang ia idam idamkan.
Program beasiswa yang pernah di coba rudi hartono di
antaranya adalah Fulbright, ADS (Australia Awards), Chevening, PRESTASI, New
Zealand ASEAN Awards, BPPLN DIKTI, beasiswa Unggulan, dll. Dan semuanya
mengalami kegagalan, bahkan sebelum ia bisa lolos pada program beasiswa
fullbrigh, ia pernah gagal juga untuk masuk sebagai penerima beasiswa
Fullbright di amerika.
Kegagalan
Beasiswa Fullbright
Coba tebak rudi hartono gagal berapa kali dalam
proses seleksi penerima beasiswa ? yak benar 4 kali ia gagal dalam proses
seleksi Fullbright, tak heran 4 kali kegagalan, beasiswa ini termasuk yang
paling di cari di seluruh belahan dunia, semua berlomba masuk untuk memperoleh
beasiswa tersebut, saingan rudi hartono bukan hanya mahasiswa dari indonesia
saja, melainkan dari universitas ternama dari berbagai belahan dunia.
Tahapan
yang sudah di capai dalam rangkaian seleksi Fullbright
Setelah lulus dari unsri tahun 2009 ia mencoba
mendftarkan diri untuk besiswa Fullbright di tahun 2010, ia sudah sampai pada
tahap wawancara, dan kegagalan memang cukup menyedihkan, ia gagal pada tahap
wawancara, dari sini lah ia sangat penasaran untuki bisa masuk sebagai penerima
besiswa fullbright.
Setelah proses kegagalan di lalui, ia giat
memperbaiki aplikasi rencana study nya terutama dalam study objective, menambah
wawasan pengetahuannya dan juga prestasi belajar ia tingkatkan, ia kemudian
terus mendaftar di setiap tahun nya 2011, 2012 ( dua tahun ini bahkan ia tak
lolos tahap undangan tes wawancara, dan di tahun 2013 ini lah yang menjadi
proses akhir kesuksesan anak bangsa menembus beasiswa fullbright.
Karena terlalu panjang
maka kami potong menjadi 2 artikel ya teman-teman, semoga pembaca dapat
mengambil pelajaran dalam artikel ini.