
Mengupas Revolusi Industri 4.0: Sejarah, Definisi, Manfaat, Prinsip, Peluang, dan Tantangan Industri 4.0
Brainesia.com Kita sebagai warga Indonesia saangat penting mengetahui perubahan ini
karena sebagai salah satu SDM Indonesia, generasi milenial pun tidak
luput dari perubahan yang dibawa Revolusi Industri 4.0. Dan generasi
yang lahir pada medio 1980 -- 1999 ini harus bersiap dengan kondisi
tersebut karena masa depan industri dan manufaktur Indonesia berada di
tangan mereka.
Harapannya kita sebagai masyarakat Indonesia tingkatkan lagi dan cari inovasi
yang saat ini menjadi perubahan teknologi di Indonesia, dan sekarang
tingkat inovasi Indonesia saat ini berada pada diperingkat 87 dunia dan
bisa terus meningkat sehingga ;ebih kompetitif di era transisi teknologi
pada saat ini. Jadi dari semua yang da bahas Pentingnya Revolusi
Industri 4.0 di Era Milenial bukanlah suatu kejadian yang menakutkan,
justru peluang semakin luas terbuka bagi kita semua selaku anka bangsa
rakyat Indonesia untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Definisi Revolusi Industri
Revolusi industri secara simpel artinya
adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang.
Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang
mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu
diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan
budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan
baru yang muncul.
Lebih detilnya kita harus lihat
di setiap revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula
begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi
mudah, cepat, dan murah. Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia
menghadapi kelangkaan. Revolusi industri menurunkan, malah terkadang menghilangkan beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang
yang semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak
jadi bebas, jadi bisa digunakan untuk hal lain, untuk mengatasi kelangkaan yang
lain. Hilangnya atau berkurangnya
sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu,
sesuai urutannya.
Kenapa ada industri 4.0?
Hal ini tentunya karena perkembangan zaman yang memaksa adanya pembaharuan dalam industri. Kemajuan yang paling besar adalah internet. Semua komputer dan benda digital bisa tersambung ke jaringan internet raksasa yang bisa diakses ke seluruh penjuru dunia. Itulah kenapa revolusi ini disebut Internet of Things (IoT). Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri pula bahwa masih ada daerah-daerah yang belum terkoneksi internet dan menjadi tantangan tersendiri bagi industri generasi keempat ini.
Selanjutnya adalah kemajuan teknologi yang menciptakan 1001 sensor baru dan 1001 cara memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor tersebut. Teknologi membantu manusia dalam banyak hal seperti mendapat dan mengolah berbagai macam data serta bisa dilakukan 24 jam sehari. Inilah yang disebut sebagai aspek Big Data dalam industri 4.0.
Selanjutnya adalah adanya cloud computing yang mampu melakukan gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet. Artinya semua data pabrik bisa dikirim melalui internet ke satu komputer saja dan bisa diolah langsung disana alias tidak perlu terpisah-pisah. Ini tentu sangat membantu ketika perusahaan memiliki banyak pabrik di tempat berbeda.
Alasan terakhir adalah kemajuan dalam mesin yang disebut Machine learning. Ini merupakan kemampuan mesin untuk mengoreksi kesalahan yang dilakukan dengan tepat. Perkembangan teknologi yang biasa disebut sebagai kecerdasan buatan ini sudah sangat banyak dijumpai dalam perangkat teknologi dimana sebelumnya komputer hanya mampu menjalankan tugas yang diinstruksikan saja.
Hal ini tentunya karena perkembangan zaman yang memaksa adanya pembaharuan dalam industri. Kemajuan yang paling besar adalah internet. Semua komputer dan benda digital bisa tersambung ke jaringan internet raksasa yang bisa diakses ke seluruh penjuru dunia. Itulah kenapa revolusi ini disebut Internet of Things (IoT). Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri pula bahwa masih ada daerah-daerah yang belum terkoneksi internet dan menjadi tantangan tersendiri bagi industri generasi keempat ini.
Selanjutnya adalah kemajuan teknologi yang menciptakan 1001 sensor baru dan 1001 cara memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor tersebut. Teknologi membantu manusia dalam banyak hal seperti mendapat dan mengolah berbagai macam data serta bisa dilakukan 24 jam sehari. Inilah yang disebut sebagai aspek Big Data dalam industri 4.0.
Selanjutnya adalah adanya cloud computing yang mampu melakukan gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet. Artinya semua data pabrik bisa dikirim melalui internet ke satu komputer saja dan bisa diolah langsung disana alias tidak perlu terpisah-pisah. Ini tentu sangat membantu ketika perusahaan memiliki banyak pabrik di tempat berbeda.
Alasan terakhir adalah kemajuan dalam mesin yang disebut Machine learning. Ini merupakan kemampuan mesin untuk mengoreksi kesalahan yang dilakukan dengan tepat. Perkembangan teknologi yang biasa disebut sebagai kecerdasan buatan ini sudah sangat banyak dijumpai dalam perangkat teknologi dimana sebelumnya komputer hanya mampu menjalankan tugas yang diinstruksikan saja.
Prinsip Rancangan Industri 4.0
Untuk mengimplementasikan skenario industri 4.0, ada empat prinsip rancangan dalam industri 4.0 yang diterapkan, yaitu :
- Kesesuaian (interoperabilitas), menjadi prinsip paling utama yang membuat pabrik disebut ‘pabrik pintar’. Objek, mesin, sensor, perangkat, dan manusia harus dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan satu dan lain melalui internet untuk segala/Internet of Things (IoT) atau internet untuk khalayak/Internet of People (IoP).
- Transparansi Informasi, yaitu kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan asli (dunia nyata) secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor. Sistem yang disebut CPS (Cyber-Physical Systems) ini juga dapat memantau objek yang ada di lingkungan sekitarnya.
- Bantuan teknis, yaitu kemampuan sistem untuk membantu manusia mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh. Selain itu juga menyangkut kemampuan sistem siber-fisik membantu manusia secara fisik dengan melakukan tugas yang tidak terlalu berat atau tidak aman bagi manusia.
- Keputusan mandiri, yaitu kemampuan CPS untuk bekerja dan melakukan tugas secara mandiri. Ini memberi ruang untuk produk yang disesuaikan dan penyelesaian masalah. Hal ini juga menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel untuk produksi.
Tantangan Industri 4.0
Menghadapi industri 4.0 terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, yaitu sebagai berikut.
- Keamanan, menjadi tantangan mengingat risiko keamanan di sistem IT yang masih belum benar-benar terjamin. Integrasi secara online akan memberi ruang untuk kebocoran dan pencurian daya.
- Permodalan, adalah tantangan lain karena untuk mengubah sistem tentu membutuhkan investasi besar dalam teknologi baru. Transformasi juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang mungkin sangat besar karena tidak mungkin transformasi dengan modal besar justru mengorbankan pangsa pasar di masa depan.
- Ketenagakerjaan, juga menjadi pertimbangan karena perlu keterampilan khusus dari tenaga kerja yang harus berhadapan dengan teknologi baru. Pekerja lama apalagi yang sudah tua, tentu akan butuh waktu agar bisa mengikuti perkembangan industri.
- Privasi, yang tidak hanya menjadi kekhawatiran produsen tapi juga bagi pelanggan. Dalam industri, produsen perlu mengumpulkan dan menganalisa data. Hal ini bisa saja dianggap ancaman oleh pelanggan terhadap privasinya.
Manfaat Utama Industri 4.0
Industri 4.0 diharapkan bisa mengoptimalkan produksi. Optimalisasi produksi adalah keuntungan bagi perusahaan karena bisa mengarahkan efisiensi waktu produksi. Hal ini akan sangat berpengaruh bagi industri yang menggunakan peralatan manufaktur mahal.
Manfaat lainnya adalah untuk menciptakan pasar fleksibel yang berorientasi pada pelanggan. Komunikasi yang baik antara pabrik dan pelanggan akan berpengaruh baik bagi kegiatan industri. Hal lainnya yang juga menjadi manfaat keberadaan Industri 4.0 adalah penerapan teknologi yang mendorong berbagai bidang untuk meningkatkan kemampuannya. Dengan kata lain mendorong penelitian dan pendidikan bergerak lebih maju dalam mengambil kesempatan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa industri 4.0 akan memungkinkan peluang-peluang sebagai berikut.
Manfaat lainnya adalah untuk menciptakan pasar fleksibel yang berorientasi pada pelanggan. Komunikasi yang baik antara pabrik dan pelanggan akan berpengaruh baik bagi kegiatan industri. Hal lainnya yang juga menjadi manfaat keberadaan Industri 4.0 adalah penerapan teknologi yang mendorong berbagai bidang untuk meningkatkan kemampuannya. Dengan kata lain mendorong penelitian dan pendidikan bergerak lebih maju dalam mengambil kesempatan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa industri 4.0 akan memungkinkan peluang-peluang sebagai berikut.
- Memberi perincian peristiwa dari mulai komposisi fisik, manufaktur, dan nomor seri.
- Meningkatkan visibilitas status ketersediaan barang dan proses pengiriman
- Memberi informasi real time akan arus barang
- Transparansi berbagai informasi produk seperti kualitas dan asal barang
- Menurunkan biaya untuk menangani rantai pasokan yang kompleks
- Tautan ke struktur proses bisnis back-end seperti menggunakan ERP.
Berikut Perkembangan Revolusi Industri di Dunia
1. Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri pertama adalah
yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya
lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting
sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga
otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Masalahnya, tenaga otot amat
terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak
mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol
sekalipun. Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut,
sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.
Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.
Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang bisa digunakan untuk memutar kincir! Masalah ini juga muncul ketika tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi laut. Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan. Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien & murah dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun 1776 mengubah semua itu.
Kini tak ada lagi batasan waktu
untuk menggerakkan mesin. Asal dipasang mesin uap rancangan James Watt ini,
sebuah penggilingan bisa didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun
atau daerah berangin. Sebuah kapal jadi bisa berlayar 24 jam, selama mesin
uapnya dipasok dengan kayu atau batu bara. Waktu perjalanan dari Belanda ke
Indonesia terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma
sekitar 2 bulan.
Ini yang jarang dibahas di
buku-buku sejarah: revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal
perang mereka ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. Tidak
ada lagi cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik
Kerajaan Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti
terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. Negara-negara Imperialis di Eropa
ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di
akhir 1800an inilah Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di
Indonesia seperti Aceh dan Bali, yang belum ditaklukkan.
Revolusi Industri pertama
mengubah peta geopolitik Afrika di abad IX
Jadi, karena kini tenaga mesin
tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya
dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer.
Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih
mudah didapat. Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli
barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga
barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih
laku. Revolusi industri ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat
agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat
industri. Intinya, kelangkaan TENAGA yang semula mendominasi kesukaran manusia
dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap. Tenaga tidak lagi dipasok
cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih
kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.
Terakhir, kelangkaan yang
dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia
dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga
itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi
bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.
Perubahan-perubahan ini amat
penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan.
Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin
uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki
ladang/sawah berhektar-hektar. Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin
uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding
tanahnya para bangsawan ini. Kini orang-orang bisa memproduksi tanpa memiliki
tanah pertanian. Kini oran-orang-orang bisa jadi kaya tanpa … gelar bangsawan,
karena sebelumnya cuma para bangsawan yang bisa memiliki faktor produksi
(tanah) dalam jumlah besar. Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum
non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.
Namun, dampak negatif revolusi
industri ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan
limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah kalian pelajari di buku teks sekolah
kalian, adalah penjajahan di seluruh dunia. Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa
takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. Nah, daripada
lama-lama di revolusi industri yang sudah biasa dipelajari di sekolah, kita
langsung ke revolusi industri kedua, yang jarang banget dibahas di sekolah.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri pertama memang
penting dan mengubah banyak hal. Namun, yang tak banyak dipelajari adalah
revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi
memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap,
dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses
produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu
hal: transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga
macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit
di satu tempat yang sama.
Di akhir 1800-an, mobil mulai
diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari
awal hingga akhir di titik yang sama. Semua komponen mobil harus dibawa ke si
tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memroses barang tersebut dari nol hingga
produk jadi. Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil
sebelum industri 2.0. Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang
“Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari
merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap. Namun, proses produksi ini
memiliki kelemahan besar: perakitan dilakukan secara PARALEL. Artinya, untuk
merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh buaanyak tukang
secara bersamaan! Artinya setiap tukang harus diajari banyak hal: memasang ban,
memasang setir, dll. Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang
belum jadi harus “Digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga
proses produksi mobil bisa berjalan terus. Butuh waktu untuk memindahkan mobil
bermasalah ini. Butuh waktu mendapatkan mobil baru, dan proses perakitan harus
mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses perakitan mobil seperti ini terasa
lambat.
Ketika perusahaan mobil Ford di
Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, “Ford Model T” yang
tersohor, mereka kebanjiran pesanan. Mereka tak bisa memenuhi target produksi
mereka. Maklum, butuh waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk
merakit Ford Model T! Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil
dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa
dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.
Revolusi terjadi dengan
menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan”
atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi
satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang
diorganisir untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, memasang
ban misalnya. Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut
kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara
SERIAL. Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya
seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat
yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada
tenaga uap.
Penggunaan tenaga listrik, ban
berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini
sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit! Akibatnya, produksi Ford
Model T melonjak, dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil
di tahun 1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya
menembus 1 juta mobil per ahunnya di tahun 1922, dan nyaris mencapai 2 juta
mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model
T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.
Produksi mobil murah secara
besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma
industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu? Begini, loh, produksi mobil murah
secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau.
Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan
menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa
menyicilnya atau meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi
punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja jadi jauh lebih
mudah, tidak tergantung jarak, tidak tergantung jadwal transportasi umum. Ini
menyebabkan munculnya daerah yang disebut “Suburb” atau “Pinggiran” yaitu
perumahan yang muncul di pinggir kota, bukannya di pusat kota. Mendadak, jutaan
orang ini butuh garasi, tempat parkir, bengkel ganti oli, bengkel ganti ban,
tukang cuci mobil, dan 1001 hal lain yang tidak terpikir sebelumnya.
Itu baru mobil. Produksi
menggunakan conveyor belt ini juga menurunkan waktu dan biaya produksi di
banyak bidang lainnya. Artinya, bertambahnya waktu, menyebabkan berkurangnya
kelangkaan waktu. Selain itu, conveyor belt juga digunakan untuk mengangkut
barang tambang dari tambang ke kapal lalu dari kapal ke pabrik. Sekali lagi,
menghemat waktu dan tenaga. Masih belum cukup, penggunaan conveyor belt dan
lini produksi juga menghemat luas lahan yang diperlukan pabrik. Artinya,
kelangkaan lahan perkotaan untuk produksi juga berhasil dikurangi. Revolusi industri kedua ini juga
berdampak pada kondisi militer di Perang Dunia 2. Meski bisa dikatakan bahwa
revolusi industri 2.0 sudah terjadi di Perang Dunia 1, di Perang Dunia 2-lah
efeknya benar-benar terasa. Ribuan tank, pesawat, dan senjata-senjata tercipta
dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Ini semua
terjadi karena adanya produksi massal (mass production). Perubahan dari
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang jadi komplit.
Revolusi Industri 3.0
Setelah mengganti tenaga otot
dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, perubahan apa lagi yang bisa
terjadi di dunia industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya.
Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam
produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era
industri!
Revolusi industri ketiga
mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad
informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua
dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang
bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.
Komputer semula adalah barang
mewah. Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era Perang Dunia 2
sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman, yaitu komputer yang
bisa diprogram pertama yang bernama Colossus adalah mesin raksasa sebesar
sebuah ruang tidur. Tidak punya RAM, dan tidak bisa menerima perintah dari
manusia melalui keyboard, apalagi touchscreen, tapi melalui pita kertas.
Komputer purba ini juga membutuhkan listrik luar biasa besar: 8500 watt! Namun
kemampuannya gak ada sepersejutanya smartphone yang ada di kantong kebanyakan
orang Indonesia saat ini.
Namun, kemajuan teknologi
komputer ngebut luar biasa setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan semi
konduktor, disusul transistor, lalu integrated chip (IC) membuat ukuran
komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, sementara
kemampuan berhitungnya terbang ke langit.
Mengecilnya ukuran komputer
menjadi penting, sebab kini komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang
mengoperasikan lini produksi. Kini, komputer menggantikan banyak manusia
sebagai operator dan pengendali lini produksi, sama seperti operator telepon di
perusahaan telepon diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon nomor
telepon untuk menghubungi teman kita. Proses ini disebut “Otomatisasi” semuanya
jadi otomatis, tidak memerlukan manusia lagi. Artinya, sekali lagi terjadi
penurunan kelangkaan sumber daya manusia, terbebasnya ribuan tenaga kerja untuk
pekerjaan – pekerjaan lain.
Seiring dengan kemajuan komputer,
kemajuan mesin-mesin yang bisa dikendalikan komputer tersebut juga meningkat.
Macam-macam mesin diciptakan dengan bentuk dan fungsi yang menyerupai bentuk
dan fungsi manusia. Komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya,
pelan-pelan fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang.
Namun, ini bukan berarti tugas
manusia di produksi bisa digantikan sepenuhnya oleh robot. Pabrik-pabrik mobil
semula berpikir revolusi industri 3.0 ini akan seperti 2.0, di mana produksi
paralel diganti total oleh lini produksi, robot akan secara total diganti oleh manusia.
Pabrik-pabrik mobil di tahun 1990an mencoba mengganti semua pegawai mereka
dengan robot, hasilnya adalah produktivitas malah menurun. Elon Musk mencoba
melakukannya lagi di tahun 2010-an ini di pabrik mobil Teslanya. Sekali lagi,
semua orang menemukan fakta bahwa untuk produksi mobil, kombinasi manusia dan
robot-komputer adalah yang terbaik. Munculnya robot dan komputer menjadi
penolong manusia, bukannya penggantinya. Sekali lagi, revolusi ini
mengubah masyarakat. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa Barat cenderung berubah dari mengandalkan sektor
manufaktur, menjadi mengandalkan sektor jasa seperti bank, studio film, TI,
dll. sebagai motor ekonomi mereka. Mereka berubah dari ekonomi industri menjadi
ekonomi informasi.
Karena kemajuan ini juga,
terjadilah perubahan dari data analog menjadi data digital. Misalnya, dari
merekam musik menggunakan kaset menjadi menggunakan CD, dari menonton film di
video player menjadi menggunakan DVD player; dst. Ini terjadi karena komputer
itu cuma bisa bekerja dengan data digital. Karena inilah revolusi industri
ketiga ini nama lainnya adalah “Digital revolution“. Karena revolusi ini juga,
video game menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan kita, menjadi bisnis
dengan nilai milyaran, bahkan trilyunan Dolar. Di sisi negatifnya,
digitalisasi, komputerisasi membuat kejahatan-kejahatan baru muncul: penipuan
menggunakan komputer.
Revolusi Industri 4.0
Konsep “Industri 4.0” pertama
kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota
Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide
“Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan
nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Nah, lo mungkin bisa nebak,
setelah 2 revolusi itu, revolusi macam apa lagi sih yang bisa terjadi?
Perhatikan deh, semua revolusi
itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan
muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi.
Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot.
Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai
dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia komputer kita
akhir-akhir ini?
Pertama, kemajuan yang paling
terasa adalah internet. Semua komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama.
Komputer juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita,
makanya kita jadi punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan
raksasa, kita jadinya SELALU tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah
bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat
komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap
masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui SAAT ITU JUGA oleh
pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada!
Ponsel pintar (smartphones) yang
senantiasa membuat kita terhubung dengan dunia luar adalah instrumen penting
dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga
menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001 cara untuk memanfaatkan informasi yang
didapat dari sensor-sensor tersebut yang merekam segalanya selama 24 jam
sehari. Informasi ini bahkan menyangkut
kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan
semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan
tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan
waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki.
Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula
tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini,
aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang
pertama dan kedua, adalah Cloud Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap
memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet,
karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan
tersebut bisa dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah
perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah
superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima
pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara
terpisah.
Keempat, ini yang sebetulnya
paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk
belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan
koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan
dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine Learning, sebuah komputer
melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh manusia.
Untuk lebih detilnya, lo bisa baca artikel mengenai Artificial Intelligence.
Indonesia pun saat ini mulai menggarap konsep Revolusi Industri 4.0
secara serius. Strategi Indonesia salah satunya, melalui Kementerian
Perindustrian mecoba membuat sebuah roadmap bertajuk Making
Indonesia 4.0. Sosialisasipun sudah disampaikan oleh Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto di beberapa kesempatan. Bagaimana
tanggapanmu mengenai Revolusi Industri 4.0? Dan apa langkahmu dalam
membantu pemerintah dalam menggalakkan Indonesia 4.0?
Dalam industri 4.0 terdapat lima kunci keuntungan, yaitu:
- Optimasi. Dengan adanya revolusi industri 4.0, keuntungan yang paling terasa adalah optimasi produksi. Berkembangnya Artificial Intelligence membantu industri menjadi Smart Factory, dimana dalam proses produksi menggunakan alat-alat pintar. Selain mempercepat proses produksi, keberadaan alat-alat tersebut dapat meminimalkan pengeluaran.
- Kustomisasi. Industri 4.0 mendorong kustomisasi untuk menciptakan market yang fleksibel, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan target market dengan cepat dan lancar. Hal ini akan membantu menutupi celah antara perusahaan dengan calon pelanggan, karena komunikasi akan lebih mudah dilakukan sehingga mempercepat proses penjualan dan pemenuhan kebutuhan.
- Mengedepankan Penelitian. Tuntuan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, akan mendorong kemajuan penelitian diberbagai macam bidang, salah satunya adalah IT atau Teknologi Informasi. Hal tersebut akan mendorong pendidikan untuk memastikan generasi selanjutnya dapat ikut berkompetisi dengan skill yang sesuai dengan zamannya.
- Keamanan adalah tantangan terbesar yang harus siap dihadapi industri 4.0. Penggunaan Cloud Computing memiliki resiko terjadinya pelanggaran keamaan atau security breaches dan kebocoran data atau data leaks. Security breaches dan data leaks bisa menyebabkan kerugian, bahkan merusak reputasi.
- Tenaga Kerja. Adopsi industry 4.0 dapat menyebabkan banyaknya tenaga kerja manusia yang digantikan oleh mesin. Hal ini dapat memicu meningkatnya pengangguran. Maka dari itu diperlukan pendidikan yang dapat menompang generasi selanjutnya untuk dapat memenuhi skill yang dibutuhkan di industri 4.0.
Industri
4.0 sudah jelas adalah kemajuan yang sangat membantu industri untuk dapat
mengoptimasi semua kebutuhan produksi sehingga mempermudah perekonomian untuk
berkembang. Tidak hanya itu, calon kostumer juga akan merasakan banyakannya
variasi sehingga mudah untuk mencari dan memilih produk yang sesuai dengan
kebutuhannya. Revolusi industry 4.0 akan membawa banyak kemudahan, tetapi tetap
akan ada tantangan-tantangan yang harus siap dihadapi. Selain dari
tantangan-tantangan tersebut, secara garis besar industry 4.0 adalah
sebuah kemajuan yang revolusioner.
Referensi:
Forbes: What Is Industry 4.0?
https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2018/09/02/what-is-industry-4-0-heres-a-super-easy-explanation-for-anyone
The Guardian: AlphaZero AI Beats
Champion Chess Program After Teaching Itself in Four
Hourshttps://www.theguardian.com/technology/2017/dec/07/alphazero-google-deepmind-ai-beats-champion-program-teaching-itself-to-play-four-hours
“When Was the First Computer
Invented” https://www.computerhope.com/issues/ch000984.htm
www.zenius.com
https://voffice.co.id/jakarta-virtual-office/business-tips/industri-4-0/
Wikipedia: Assembly Line
https://en.wikipedia.org/wiki/Assembly_line
Wikipedia: Colossus Computer
https://en.wikipedia.org/wiki/Colossus_computer
Wikipedia: Ford Model T
https://en.wikipedia.org/wiki/Ford_Model_T
www.kompasina.com
Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Fourth_Industrial_Revolution
Sumber Peta & Foto: Wikimedia commons
https://ukirama.com/en/blogs/
digitalentrepreneur.id
CNN:https://money.cnn.com/gallery/technology/2015/04/29/ford-factory-assembly-line-robots/index.htm